.jpg)
Sesuatu yang Hilang
Hari ini akhirnya aku tau tentang sesuatu yang akan hilang itu, pada hari selasa 18 Mei 2010 tepat pukul 05.48 waktu handphoneku. Menyesakan rasanya. Tapi barngkali inilah cara allah mendidikku. Mendidik untuk bisa tegar. Mendidik untuk bisa tabah. Dan yang paling penting, memdidikku untuk bisa ikhlas.
Barangkali inilah cara allah mengajariku. Mengajar tentang pertemuan dan perpisahan, mengajar tentang hidup dan kehidupan. Mengajar untuk terus berusaha, namun tetap sadar Dialah yang menentukan.
Barangkali Allah juga hendak menunjukan kepadaku. Menunjukan bahwa yang datang pasti akan pergi. Dan aku harus yakin, kali ini allah hendak mendidikku, sedang mengajari dan ingin menunjukan kepadaku, inilah dunia yang penuh senda gurau dan main-main, yang kebahagiaannya semu, menipu. Inilah cara Allah. Unik. Meskipun terkadang penuh teka-teki yang sulit kupahami.
Aku jadi teringat kembali perbincanganku dengan seorang sahabat, kakak tingkat, 2 tahun diatasku.
“Saya mah udah jenuh dengan obrolan-obrolan dl internet, chating dan sejenisnya” katanya ketika itu.
“Oya? Kenapa?” tanyaku
“Semuanya terasa semu. Datang tiba-tiba, lalu terasa dekat, kemudian pergi begitu saja. Dari tak kenal, lalu kenal bahkan deket, lalu pergi dan menghilang. Seperti dulu. Seperti awalnya yang tak saling mengenal” begitulah jawabnya.
Awalnya aku tak yakin dengans semua itu. Tapi tidak untuk kali ini. Tak hanya saat ini sebetulnya. Jauh-jauh haripun telah terpikir dan terasa. Dan aku berharap inilah klimaksnya. Inilah yang terakhir. Waktu dan pengalamanlah yang akhirnya menunjukan dan mengajariku. Dan seakan ingin menunjukan kebenarannya. Bukan lagi suatu retorika belaka. Bukan lagi obrolan tanpa makna. Bukan lagi sesuatu yang tak pernah nyata.
Kedatangannya begitu tiba-tiba, lalu hingga sesaat saja, kemudian pergi entah kemana. Kembali ke awalnya. Tak kenal, bahkan tak mau kenal.
Tapi aku yakin, tak ada yang tidak disengaja kehendakNya. Takkan pernah ada yang salah dalam catatanNya. Takkan pernah ada keliru. Takkan pernah ada yang sia-sia dalam keputusannya. Takkan pernah buruk rencanaNya. Akan selalu indah. Indah pada waktunya. Dan suatu saat pasti kutemukan hikmah dibalik yang sudah digariskanNya.
Pasti ini terasa begitu menyakitkan
Saat kau kehilangan sesuatu yang kau sayang
Bilakah kau tahu mungkin itu yang terbaik
Ada rahasia terindah yang diinginkanNya
Ku hanya ingin agar engkau bisa pahami
Memaknai yang terjadi dengan tulus hati
Meski kuakui tak mudah untuk terima
Segala yang tlah menjadi ketetapanNya
Leraikanlah gundah Tabahkanlah hati
Dan yakinilah semua itu rencana dariNya
Sudahlah lupakan segala yang membuatmu merana
Hanya kan membuat dirimu dihantui gelisah
Biarkanlah semua kan berlalu dengan apa adanya
Karena dibalik yang terjadi pasti ada hikmahnya untuk kita
Saat kau kehilangan sesuatu yang kau sayang
Bilakah kau tahu mungkin itu yang terbaik
Ada rahasia terindah yang diinginkanNya
Ku hanya ingin agar engkau bisa pahami
Memaknai yang terjadi dengan tulus hati
Meski kuakui tak mudah untuk terima
Segala yang tlah menjadi ketetapanNya
Leraikanlah gundah Tabahkanlah hati
Dan yakinilah semua itu rencana dariNya
Sudahlah lupakan segala yang membuatmu merana
Hanya kan membuat dirimu dihantui gelisah
Biarkanlah semua kan berlalu dengan apa adanya
Karena dibalik yang terjadi pasti ada hikmahnya untuk kita
(Hikmah-Tashiru)
Dan untukmu….
Lakukanlah…
Mungkin itu yang terbaik bagimu
Untuk hidup dan kehidupanmu
Dulu aku orang asing bagimu
Maka tak heran kalaulah harus kembali asing
Dulu kau tak mengenalku
Maka tak aneh kalau harus kembali tak kenal, bahkan tak mau mengenal.
Maafkan untuk segalah salah
Khilaf yang begitu kerap
Lidah yang tak terjaga
Kata yang teramat sering membuat luka
Maaf…
Maaf untuk hati yang telah ternodai
Untuk fikir yang terbebani
Untuk rasa yang tersakiti
Makasih…
Makasih telah mengajariku banyak banyak hal
Mengajariku kekuatan, agar tidak menjadi lemah..
Mengajariku ketegaran, agar tidak menjadi rapuh
Mengajariku keihklasan, agar tidak menjadi pamrih
Makasih….
Makasih untuk senyum yang telah kau ukir
Untuk tawa yang telah kau bawa
Untuk ceria dalam hari
Dan mungkin ini adalah akhir…
Akhirnya keluarnya kata dari lidah
Akhir dari jari merangkai kata
Akhir dari fikir tentang bersama
Ahir dari hati yang ternodai
Akhir dari rasa yang tersakiti
Mungkin tak akan nada lagi senyum
Tak akan ada lagi tawa
Tak aka nada lagi ceria
Tak aka nada lagi duka dan aor mata
Bersamamu….
Maaf tuk berpisah….
Selesai ditulis di ruang staff Departemen Akuntansi
Direktorat Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia.
Bandung, 18 Mei 2010 Pkl. 11.08 WIB.
Read Users' Comments (0)