Transfer Pricing
Yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai pembeli dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual. Dampak dari harga transfer terhadap divisi antara lain :
1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi.
Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut sebagaiman juga evaluasi dan kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.
2. Dampak terhadap Keuntungan Perusahaan.
Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai kesatuan, penetapan harga transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan dua cara yaitu jika ia mempengaruhi perilaku divisi dan ia mempengaruhi pajak pengahsilan. Divisi-divisi, yang bertindak secara independent, mungkin menetapkan harga transfer yang memaksimalkan laba devisi tetapi menimbulkan pengaruh sebaliknya bagi laba perusahaan secara keseluruhan.
3. Dampak terhadap Otonomi.
Karena keputusan penetapan harga transfer dapat mempenearuhi profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, manajemen puncak sering tergoda untuk mencapuri dan mendikte harga transfer yang mereka inginkan.
TUJUAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan berikut:
1. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan..
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita — maksudnya, system harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
Harga transfer merupakan nilai yang diberikan atas suatu transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi dimana setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibabt adalah pusat laba.
1. Prinsip Dasar
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Pelaksanaan prinsip ini dirasa sulit karena adanya fakta bahwa terdapat banyak pertentangan dalam literature mengenai bagaimana harga jual ke pihak luar ditentukan.
Literature ekonomi klasik menyatakan bahwa harga jual sebaiknya sama dengan biaya marginal, dan beberapa penulis menyarankan harga transfer berdasarkan biaya marginal. Hal ini tidak realistis.
2. Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-kondisi dibawah ini ada:
a. orang-orang yang kompeten
b. atmosfer yang baik
c. harga pasar
d. kebebasan memperoleh sumber daya
e. informasi penuh
f. negosiasi
3. Hambatan-hambatan dalam Perolehan Sumber Daya
Seorang manajer pembelian bebas untuk mengambil keputusan mengenai perolehan sumber daya. Begitu pula dengan menajer-manajer lain. Tapi kenyataannya lain, kebebasan dalam perolehan sumbe rdaya tidak selalu mengkin dilakukan atau, jika hal itu mungkin, dibatasi oleh kebijakan-kebijakan korporat.
a. Pasar yang Terbatas
Alasan terbatasnya pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli:
1) keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan eksternal.
2) Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdeferensi, tidak ada sumber daya dari luar.
3) Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka perusahaan cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan, dimana hal ini jarang sekali terjadi.
Cara suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitif meskipun perusahaan tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas:
1) Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga transfer.
2) Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran.
3) Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba tersaebut seering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar.
4) Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luas/bebas, maka pusat laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-produk eksklusifnya.
b. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Meskipun ada hambatan dalam perolehan sumber daya, harga pasar tetap merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka gunakanlah itu. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya.
4. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Dua keputusan yang harus dibuat dalam system harga transfer berdasarkan biaya:
a. Bagaimana menentukan besarnya biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh digunakan karena factor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian.
b. Bagaimana menghitung markup laba
Terdapat 2 keputusan dalam menghitung markup laba:
1) Dasar markup laba
Dasar yang paling mudah dan umum digunakan adalah persentase dari biaya. Jika ini digunakan, maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan.
Dasar yang secara konsep lebih baik adalah persentase dari investasi. Tetapi untuk menghitung investasi yang akan dikenakan ke setiap produk yang dihasilkan dapat menimbulkan permasalahan teknis.
2) Tingkat laba yang diperbolehkan
Persepsi manajemen senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukkan oleh pusat laba tersebut.
Solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian.
5. Biaya Tetap dan Laba Hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius dalam perusahaan yang terintegrasi. Cara mengatasi masalah-masalah ini:
a. Persetujuan Antarunit Usaha
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil-wakil dari unit pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan laba bagian hulu yang signifikan.
b. Dua Langkah Penentuan Harga
Membuat harga transfer yang meliputi dua beban:
1) untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dengan jumlah yang sama dengan biaya variable standar produksi.
2) Pembebanan biaya berkala dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian.
c. Pembagian Laba
Sistem pembagian laba dapat digunakan untuk memastikan keselarasan antara kepentingan unit usaha dan perusahaan. Sistem ini beroperasi dengan cara:
1) produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standar
2) setelah produk terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan, yang merupakan harga penjualan dikurangi biaya variable produksi dan pemasaran.
Melaksanakan sistem pembagian laba semacam ini akan menimbulkan beberapa masalah teknis:
1) Mungkin saja terdapat argument-argumen mengenai cara pembagian kontribusi antara dua pusat laba, dan manajemen senior akan turun tangan untuk menangani masalah tersebut. Hal ini akan memakan waktu dan biaya, serta bertentangan dengan alasan dasar dari desentralisasi, yaitu otonomi para manajer unit usaha.
2) Membagi laba di antara pusat laba secara arbitrer tidak memberikan informasi yang tepat mengenai profitabilitas dari masing-masing pusat laba.
3) Karena kontribusi yang ada tidak akan dialokasikan sampai penjualan selesai dilakukan, maka kontirbusi unit produksi bergantung pada kemampuan unit pemasaran untuk menjual pada harga penjualan actual.
d. Dua Kelompok Harga
Dalam metode ini, pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dan unit pembelian dibebankan dengan total biaya standar. Selisihnya dibebankan ke dalam akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasi.
Ada beberapa kelemahan:
1) jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara keseluruhan.
2) Sisitem ini menciptakan suatu ilusi bahwa unit usaha menghasilkan uang, sementara pada kenyataannya perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit di kantor pusat.
3) Sistem ini dapat memicu unit usaha untuk hanya berkonsentrasi pada transfer internal karena terpaku pada markup yang bagus dengan mengorbankan penjualan ke luar.
4) Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat setiap kali ada transfer dan kemudian eliminasi atas akun ini ketika laporan keuangan unit usaha dikonsolidasi.
5) Fakta bahwa konflik di antara unit bisnis akan berkurang dalam sistem tersebut dapat dilihat sebagai kelemahan.
PENENTUAN HARGA JASA KORPORAT
1. Pengendalian atas Jumlah Jasa
Ada 3 teori pemikiran:
a. suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan.
b. Harga yang sama dengan biaya variable standar ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar, yaitu biaya penuh.
c. Harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya penuh standar ditambah dengan margin labanya.
2. Pilihan Penggunaan Jasa
Dalam beberapa kasus, pihak manajemen memutuskan unit0unit usaha dapat memilih apakah akan menggunakan unit jasa sentral atau tidak. Unit-unit bisnis dapat memperoleh jasa tersebut dari pihal luar, mengembangkan kemampuan mereka, atau memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.
3. Kesederhanaan dari Mekanisme Harga
Harga yang dibebankan untuk jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang dimakduskan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.
ADMINISTRASI HARGA TRANSFER
1. Negosiasi
Unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain, maksudnya harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini.
2. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Artibrase dapat dilakukan dengan berbagai cara:
a. Dalam sistem yang formal, kedua pihak meyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah (Arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang dengan bantuan staf kantor yang lain.
b. Selain tingkat formalitas, digunakan juga proses mampengaruhi efektivitas suatu sistem harga transfer.
4 cara untuk menyelesaikan konflik:
a. memaksa (forcing)
b. membujuk (smoothing)
c. menawarkan (bargaining)
d. penyelesaian masalah (problem solving)
3. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga transfer bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar serta harga pasar. Semakinn besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada.
MASALAH PENETAPAN HARGA TRANSFER
Sistem penetapan harga transfer harus mampu memenuhi tiga unsur :
(1) evaluasi kinerja yang akurat yaitu berati bahwa tidak satupun manajer divisi akan memperoleh manfaat atas beban manajer divisi lain.
(2) Kesesuaian tujuan berarti bahwa manajer divisi memilih tindakan-tindakan yang memaksimalkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
(3) Otonomi divisi berarti bahwa manajemen pusat tidak boleh mencapuri kemandirian manajer divisi dalam membuat keputusan. Masalah penetapan harga transfer adalah berkaitan dengan upaya menciptakan system yang secara simultan memenuhi ketiga sasaran di atas.
PEDOMAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
1. Pendekatan Biaya Kesempatan.
Pendekatan ini dengan cara mengidentifikasikan harga terendah yang mau diterima oleh penjual dan harga tertinggi yang mau dibayar oleh pembeli. Harga tersebut ditetapkan bagi masing-masing divisi sebagai berikut :
- Harga transfer minimum (minimum tfransfer price) adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak lebih buruk apabila barang dijual kepada divisi internal daripada dijual kepada pihak luar. Hal ini disebut batas bawah (floor) dari jangkauan penawaran
- Harga transfer maksimum (maximum transfer price) adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak lebih buruk apabila input dibeli dari divisi internal daripada dibeli dari pihak luar. Hal ini disebut batas atas (ceiling) dari jangkauan penawaran
2. Pendekatan Harga Pasar.
Apabila terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer, maka harga transfer yang sesuai adalah harga pasar.
3. Pendekatan Harga Transfer yang Dinegosiasikan.
Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan : (1) Manajer divisi yang menguasai informasi khusus mungkin mengambil keuntungan dari manajer dicisi lainnya. (2) Ukuran-ukuran kinerja mungkin terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer. (3) Negosiasi dapat menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar. Keunggulan harga transfer yang dinegosiasikan adalah harga transfer yang dinegosiasikan menawarkan harapan untuk melengkapi ketiga criteria kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.
4. Pendekatan Harga Transfer berdasarkan Biaya.
Tiga bentuk penetapan harga berdasarkan biaya :
(1) Biaya penuh.
Biaya penuh meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variable dan sebagai biaya overhead tetap.
(2) Biaya penuh ditambah Markup
(3) Biaya Variable ditambah Biaya Tetap.